Langsung ke konten utama

BAB 6: AKAL DAN WAHYU DALAM PANDANGAN ASWAJA

Akal: Anugerah atau Musuh Iman?

Sebagian orang bilang, “Kalau sudah dalil, jangan pakai logika!”
Ada juga yang bilang, “Islam itu logis. Kalau nggak logis, tolak!”

Lho? Dua-duanya bisa berbahaya kalau dibawa ke ekstrem.
ASWAJA hadir bukan untuk menolak akal, tapi menempatkannya secara proporsional.

Imam al-Ghazālī:
"Akal adalah landasan pertama dalam agama. Dengan akal, kita bisa memahami wahyu dan membedakan yang benar dan batil."
(al-Munqidz min al-Ḍalāl)


Akal dan Wahyu: Bukan Lawan, Tapi Kawan

ASWAJA—khususnya mazhab Asy‘arīyah dan Māturīdīyah—mengajarkan bahwa akal dan wahyu saling melengkapi:

  • Wahyu adalah sumber kebenaran tertinggi
  • Akal adalah alat untuk memahaminya

Kalau keduanya bentrok? Maka tafsir manusialah yang harus ditinjau ulang, bukan ditolak mentah-mentah.

Imam Abu al-Hasan al-Asy‘arī menyatakan:
"Kita wajib mengikuti nash (wahyu), tapi juga menggunakan akal untuk memahaminya secara tepat."


Dalil Aqli dan Dalil Naqli

ASWAJA menetapkan dua sumber kebenaran:

  1. Dalil Naqli (wahyu): Al-Qur'an dan Sunnah
  2. Dalil Aqli (akal): argumentasi logis yang tidak bertentangan dengan nash

Contoh penerapannya:

  • Keberadaan Allah dapat diketahui secara rasional lewat penciptaan alam.
  • Kewajiban iman kepada Allah dan rasul juga dibuktikan dengan dalil logis, bukan hanya dogmatis.

KH. Hasyim Asy‘ari:
"Islam tidak melarang akal berjalan, tapi membimbing agar ia tidak tersesat dari petunjuk wahyu."


Akal Tidak Bebas Sebebas-bebasnya

ASWAJA juga mengingatkan:
Akal itu penting, tapi bukan segalanya. Akal tetap tunduk pada wahyu dalam hal-hal yang berada di luar jangkauan manusia, seperti:

  • Hari kiamat
  • Sifat-sifat Allah
  • Surga dan neraka
  • Takdir

KH. Ahmad Shiddiq (Rais 'Aam PBNU 1984-1991):
"Akal manusia adalah lentera, tapi wahyu adalah cahayanya. Tanpa cahaya, lentera hanya besi mati."


Contoh ASWAJA dalam Menyikapi Akal dan Wahyu

  • Ketika memahami sifat-sifat Allah, Asy‘ariyah menggunakan pendekatan tafwīḍ dan ta’wīl, agar tidak terjebak pada pemahaman tekstual yang menyerupakan Allah dengan makhluk (tasybīh).
  • Dalam masalah iman dan amal, ASWAJA menjelaskan dengan nalar: amal memperkuat iman, tapi iman tak hilang hanya karena dosa.

Gus Dur:
"Kalau agama itu cuma urusan hafalan dalil, robot juga bisa jadi ulama. Yang penting itu pemahaman dan akhlak."


ASWAJA dan Dunia Pendidikan

Tradisi ASWAJA sangat menghargai ilmu:

  • Ulama-ulama besar seperti Imam Nawawī, al-Ghazālī, Fakhruddin ar-Rāzī, hingga KH. Sahal Mahfudz adalah contoh ahli pikir dan ahli zikir.
  • Pesantren tidak hanya mengajarkan ngaji kitab, tapi juga logika (manṭiq), filsafat, dan balāghah sebagai alat berpikir kritis.

KH. Ali Maksum (Krapyak):
"Membaca kitab kuning tanpa logika, itu seperti nyanyi tanpa nada."


Penutup Bab

ASWAJA memadukan iman yang kokoh dan akal yang jernih. Bukan “asal yakin” tanpa mikir, dan bukan pula “asal logis” tanpa iman.

Di tengah zaman yang rawan disinformasi dan over-thinking, pendekatan ASWAJA justru menawarkan jalan tengah yang stabil, bijak, dan penuh hikmah.

"Beragama tanpa akal bisa sesat, berpikir tanpa iman bisa gelap. ASWAJA hadir untuk menyalakan cahaya di antara keduanya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PMII di Tengah Gelombang Zaman

Oleh: Solikhan, S.Sos Pendahuluan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan berbasis nilai keislaman dan kebangsaan yang telah eksis sejak tahun 1960. Di tengah dinamika zaman yang terus bergulir dengan cepat, mulai dari era revolusi digital, pergeseran nilai sosial, hingga tantangan kebangsaan dan keagamaan, PMII dituntut untuk mampu memosisikan diri secara strategis. Organisasi ini tidak bisa berjalan dengan model lama di era baru. Maka, esai ini akan mengulas posisi, peran, evaluasi, tantangan, serta langkah yang harus ditempuh PMII agar tetap relevan dan progresif di tengah gelombang zaman. 1. Posisioning PMII PMII menempati posisi strategis sebagai jembatan antara idealisme mahasiswa, nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, dan semangat kebangsaan. Menurut Tilaar (2002), mahasiswa memiliki peran sebagai moral force dan agent of social change, yang dalam konteks PMII harus dibingkai dengan nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin d...

GP ANSOR Makalah PKL Ansor di Purworejo 2019

KATA PENGANTAR Assalamualaikum… Wr. Wb Allahhu akbar, Maha Besar Allah yang telah banyak memberikan kemudahan dan ilmu kepada penulis , dan tiada pernah berhenti melimpahkan kasih sayang, rezeki, nikmat, rahmat dan karunia yang sulit dikira tapi dapat dirasa, sepatutnya penulis dan kita semua mensyukurinya dengan mengisi kehidupan ini dengan karya yang bermanfaat bagi seisi jagat raya ini, khususnya kepada seluruh peserta dan panitia pelaksana PKL yang diselenggarakan oleh PC GP Ansor Kabupaten Purworejo pada tanggal 30 Agustus s/d 1 September 2019. Alhamdulillah pada kesempatan ini  penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Adapun didalam makalah ini terdapat pembahasan-pembahasan tentang strategi pengembangan kaderisasi pada Gerakan Pemuda Ansor. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih ada kekurangan namun mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengetahui gambaran singkat tentang Karakteristik pengkaderan pada Gerakan Pemuda Ansor. ...

ASWAJA SEBAGAI MANHAJUL FIKR WAL HAROKAH

(Disusun oleh : Solikhan) Disampaikan pada PKD PMII Komisariat Nusantara UMNU Kebumen Kamis, 8 Agustus 2019 di Bumi Perkemahan Widoro Pokok bahasan Latar belakang sosio-politik dan sosio-kultur kemunculan Ahlussunnah wal Jama'ah dan proses pelembagaan madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai doktrin Sanad ke-Islaman dalam ajaran yang benar, yang dijalankan oleh Rosulullah SAW dan para sahabat, Tabiin, Tabiit-tabiin, Ulama, dst PMII sebagai organisasi pewaris Sanad Ajaran Islam yang benar, didirikan oleh ulama dan mendapatkan mandat untuk memperjuangkan Islam Aswaja di Kampus Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai Manhajul Fikr (Metode berfikir) dan sebagai Manhajul Harokah (Metode bergerak) Memahami kerangka berfikir Ahlussunnah wal Jama'ah yang dinukil dari perjalanan para Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Memahami dan mengimplementasikan metode berfikir Ahlussunnah wal Jama'ah dalam berdakwah dan menyikapi persoalan Geo-Ekosospol عن عبد ال...