Ahlussunnah Bukan Sekadar Label
Di zaman sekarang, banyak yang mengklaim “paling sunnah”. Tapi seperti kata orang bijak, "Semua orang bisa ngaku santri, tapi gak semua ngerti isi kitab kuning."
Ada yang mengaku Ahlussunnah tapi isi dakwahnya keras, kaku, suka mengkafirkan, bahkan anti tradisi ulama. Nah, di sinilah pentingnya mengenal siapa sebenarnya Ahlussunnah wal Jama‘ah (ASWAJA).
> Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid):
"Ahlussunnah itu bukan cuma benar secara teologis, tapi juga toleran secara sosial. Kalau kamu benar tapi bikin gaduh, itu bukan Sunnah!"
---
Tiga Pilar Ahlussunnah Wal Jama‘ah
Menurut para ulama, Ahlussunnah itu punya tiga pilar utama:
1. Aqidah: mengikuti Imam al-Asy‘arī atau Imam al-Māturīdī
2. Fiqih: mengikuti salah satu dari empat mazhab fiqih (Syāfi‘ī, Ḥanafī, Mālikī, Ḥanbalī)
3. Tasawuf: mengikuti jalan ruhani para sufi muktabar, seperti Imam al-Ghazālī dan Imam al-Junayd
> Imam Nawawī (w. 676 H):
"Mayoritas ulama dari Syafi‘i, Maliki, Hanafi dan sebagian Hanbali adalah pengikut aqidah Asy‘ariyah dan Maturidiyah."
(al-Majmū‘ Syarḥ al-Muhadzdzab)
---
Kelompok yang BUKAN Ahlussunnah
1. Salafi-Wahabi
Mengklaim kembali ke “Islam murni”
Menolak taqlid mazhab
Menentang tawassul, ziarah kubur, tahlil, bahkan maulid
Anti tasawuf dan suka menyalahkan ulama klasik
> KH. Said Aqil Siraj:
"Wahabi itu mereduksi Islam hanya jadi hukum dan akidah kaku. Mereka kehilangan dimensi ruhani dan hikmah."
2. Syiah
Melebihkan Ahlul Bait secara ekstrem
Meyakini bahwa Al-Qur’an belum sempurna (versi ghulāt)
Mencela sahabat Nabi seperti Abu Bakar dan Umar
Mengusung konsep imamah yang tidak dikenal dalam aqidah Sunni
> Imam al-Ghazālī:
"Orang Syiah ghulat tidak bisa disatukan dengan Sunni karena mereka mencaci sahabat yang Nabi muliakan."
(Faiṣal at-Tafriqah)
3. Khawarij dan Neo-Khawarij
Mengkafirkan sesama Muslim hanya karena beda pandangan
Tekstual ekstrem dan merasa paling benar
Versi modernnya: ISIS, HTI, dan kelompok radikal sejenis
---
ASWAJA: Jalan Lurus Umat Islam Indonesia
Indonesia beruntung. Mayoritas umat Islamnya:
Bermazhab Syāfi‘ī
Berakidah Asy‘ariyah
Bertradisi tasawuf
Inilah wajah Islam Nusantara: moderat, ilmiah, dan berakhlak. Diperjuangkan oleh para ulama besar seperti:
KH. Hasyim Asy‘ari
KH. Wahab Hasbullah
KH. Sahal Mahfudz
Gus Dur
> KH. Hasyim Asy‘ari:
"Barang siapa yang tidak mengikuti aqidah Ahlussunnah wal Jama‘ah, maka ia telah menyimpang dari jalan para salaf shalih."
(Risalah Ahlussunnah wal Jama‘ah)
Dalam Muqaddimah Qānūn Asāsī NU, beliau menegaskan:
> "Aqidah Asy‘ariyah dan Maturidiyah adalah pertahanan utama umat Islam dari fitnah zaman."
---
Ahlussunnah itu Cara Pandang
> Gus Dur:
"ASWAJA adalah pagar untuk melindungi umat dari ekstrimisme—baik kanan maupun kiri. Tanpa pagar itu, umat gampang dibenturkan dan dipecah."
Jadi, Ahlussunnah bukan cuma soal kitab, tapi soal sikap:
Tidak mudah mengkafirkan
Tidak gampang marah
Tidak asal klaim
Tapi sabar, lembut, ilmiah, dan penuh adab
> Gus Baha’:
"Ahlussunnah itu bukan yang banyak menyalahkan, tapi yang paling bisa menjaga adab dan ilmu."
---
Penutup Bab
Mengaku Ahlussunnah itu gampang. Tapi berakhlak dan berpikir seperti Ahlussunnah? Di situlah tantangannya.
Mari kita ikuti jejak para ulama—Asy‘arī, Māturīdī, Ghazālī, Hasyim Asy‘arī, Gus Dur, dan kiai-kiai kita yang setia pada ilmu dan adab. Mereka semua mengajarkan: iman yang kokoh, akal yang jernih, dan hati yang lapang.
> "Bukan karena kita NU lalu kita Ahlussunnah. Tapi karena NU menjaga warisan Asy‘arī dan Māturīdī, makanya NU adalah Ahlussunnah sejati."
Komentar
Posting Komentar