Langsung ke konten utama

BAB 5: SIAPA YANG AHLUSSUNNAH, SIAPA YANG BUKAN?

Ahlussunnah Bukan Sekadar Label

Di zaman sekarang, banyak yang mengklaim “paling sunnah”. Tapi seperti kata orang bijak, "Semua orang bisa ngaku santri, tapi gak semua ngerti isi kitab kuning."

Ada yang mengaku Ahlussunnah tapi isi dakwahnya keras, kaku, suka mengkafirkan, bahkan anti tradisi ulama. Nah, di sinilah pentingnya mengenal siapa sebenarnya Ahlussunnah wal Jama‘ah (ASWAJA).

> Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid):
"Ahlussunnah itu bukan cuma benar secara teologis, tapi juga toleran secara sosial. Kalau kamu benar tapi bikin gaduh, itu bukan Sunnah!"




---

Tiga Pilar Ahlussunnah Wal Jama‘ah

Menurut para ulama, Ahlussunnah itu punya tiga pilar utama:

1. Aqidah: mengikuti Imam al-Asy‘arī atau Imam al-Māturīdī


2. Fiqih: mengikuti salah satu dari empat mazhab fiqih (Syāfi‘ī, Ḥanafī, Mālikī, Ḥanbalī)


3. Tasawuf: mengikuti jalan ruhani para sufi muktabar, seperti Imam al-Ghazālī dan Imam al-Junayd



> Imam Nawawī (w. 676 H):
"Mayoritas ulama dari Syafi‘i, Maliki, Hanafi dan sebagian Hanbali adalah pengikut aqidah Asy‘ariyah dan Maturidiyah."
(al-Majmū‘ Syarḥ al-Muhadzdzab)




---

Kelompok yang BUKAN Ahlussunnah

1. Salafi-Wahabi

Mengklaim kembali ke “Islam murni”

Menolak taqlid mazhab

Menentang tawassul, ziarah kubur, tahlil, bahkan maulid

Anti tasawuf dan suka menyalahkan ulama klasik


> KH. Said Aqil Siraj:
"Wahabi itu mereduksi Islam hanya jadi hukum dan akidah kaku. Mereka kehilangan dimensi ruhani dan hikmah."



2. Syiah

Melebihkan Ahlul Bait secara ekstrem

Meyakini bahwa Al-Qur’an belum sempurna (versi ghulāt)

Mencela sahabat Nabi seperti Abu Bakar dan Umar

Mengusung konsep imamah yang tidak dikenal dalam aqidah Sunni


> Imam al-Ghazālī:
"Orang Syiah ghulat tidak bisa disatukan dengan Sunni karena mereka mencaci sahabat yang Nabi muliakan."
(Faiṣal at-Tafriqah)



3. Khawarij dan Neo-Khawarij

Mengkafirkan sesama Muslim hanya karena beda pandangan

Tekstual ekstrem dan merasa paling benar

Versi modernnya: ISIS, HTI, dan kelompok radikal sejenis



---

ASWAJA: Jalan Lurus Umat Islam Indonesia

Indonesia beruntung. Mayoritas umat Islamnya:

Bermazhab Syāfi‘ī

Berakidah Asy‘ariyah

Bertradisi tasawuf


Inilah wajah Islam Nusantara: moderat, ilmiah, dan berakhlak. Diperjuangkan oleh para ulama besar seperti:

KH. Hasyim Asy‘ari

KH. Wahab Hasbullah

KH. Sahal Mahfudz

Gus Dur


> KH. Hasyim Asy‘ari:
"Barang siapa yang tidak mengikuti aqidah Ahlussunnah wal Jama‘ah, maka ia telah menyimpang dari jalan para salaf shalih."
(Risalah Ahlussunnah wal Jama‘ah)



Dalam Muqaddimah Qānūn Asāsī NU, beliau menegaskan:

> "Aqidah Asy‘ariyah dan Maturidiyah adalah pertahanan utama umat Islam dari fitnah zaman."




---

Ahlussunnah itu Cara Pandang

> Gus Dur:
"ASWAJA adalah pagar untuk melindungi umat dari ekstrimisme—baik kanan maupun kiri. Tanpa pagar itu, umat gampang dibenturkan dan dipecah."



Jadi, Ahlussunnah bukan cuma soal kitab, tapi soal sikap:

Tidak mudah mengkafirkan

Tidak gampang marah

Tidak asal klaim

Tapi sabar, lembut, ilmiah, dan penuh adab


> Gus Baha’:
"Ahlussunnah itu bukan yang banyak menyalahkan, tapi yang paling bisa menjaga adab dan ilmu."




---

Penutup Bab

Mengaku Ahlussunnah itu gampang. Tapi berakhlak dan berpikir seperti Ahlussunnah? Di situlah tantangannya.

Mari kita ikuti jejak para ulama—Asy‘arī, Māturīdī, Ghazālī, Hasyim Asy‘arī, Gus Dur, dan kiai-kiai kita yang setia pada ilmu dan adab. Mereka semua mengajarkan: iman yang kokoh, akal yang jernih, dan hati yang lapang.

> "Bukan karena kita NU lalu kita Ahlussunnah. Tapi karena NU menjaga warisan Asy‘arī dan Māturīdī, makanya NU adalah Ahlussunnah sejati."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PMII di Tengah Gelombang Zaman

Oleh: Solikhan, S.Sos Pendahuluan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan berbasis nilai keislaman dan kebangsaan yang telah eksis sejak tahun 1960. Di tengah dinamika zaman yang terus bergulir dengan cepat, mulai dari era revolusi digital, pergeseran nilai sosial, hingga tantangan kebangsaan dan keagamaan, PMII dituntut untuk mampu memosisikan diri secara strategis. Organisasi ini tidak bisa berjalan dengan model lama di era baru. Maka, esai ini akan mengulas posisi, peran, evaluasi, tantangan, serta langkah yang harus ditempuh PMII agar tetap relevan dan progresif di tengah gelombang zaman. 1. Posisioning PMII PMII menempati posisi strategis sebagai jembatan antara idealisme mahasiswa, nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, dan semangat kebangsaan. Menurut Tilaar (2002), mahasiswa memiliki peran sebagai moral force dan agent of social change, yang dalam konteks PMII harus dibingkai dengan nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin d...

GP ANSOR Makalah PKL Ansor di Purworejo 2019

KATA PENGANTAR Assalamualaikum… Wr. Wb Allahhu akbar, Maha Besar Allah yang telah banyak memberikan kemudahan dan ilmu kepada penulis , dan tiada pernah berhenti melimpahkan kasih sayang, rezeki, nikmat, rahmat dan karunia yang sulit dikira tapi dapat dirasa, sepatutnya penulis dan kita semua mensyukurinya dengan mengisi kehidupan ini dengan karya yang bermanfaat bagi seisi jagat raya ini, khususnya kepada seluruh peserta dan panitia pelaksana PKL yang diselenggarakan oleh PC GP Ansor Kabupaten Purworejo pada tanggal 30 Agustus s/d 1 September 2019. Alhamdulillah pada kesempatan ini  penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Adapun didalam makalah ini terdapat pembahasan-pembahasan tentang strategi pengembangan kaderisasi pada Gerakan Pemuda Ansor. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih ada kekurangan namun mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengetahui gambaran singkat tentang Karakteristik pengkaderan pada Gerakan Pemuda Ansor. ...

ASWAJA SEBAGAI MANHAJUL FIKR WAL HAROKAH

(Disusun oleh : Solikhan) Disampaikan pada PKD PMII Komisariat Nusantara UMNU Kebumen Kamis, 8 Agustus 2019 di Bumi Perkemahan Widoro Pokok bahasan Latar belakang sosio-politik dan sosio-kultur kemunculan Ahlussunnah wal Jama'ah dan proses pelembagaan madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai doktrin Sanad ke-Islaman dalam ajaran yang benar, yang dijalankan oleh Rosulullah SAW dan para sahabat, Tabiin, Tabiit-tabiin, Ulama, dst PMII sebagai organisasi pewaris Sanad Ajaran Islam yang benar, didirikan oleh ulama dan mendapatkan mandat untuk memperjuangkan Islam Aswaja di Kampus Ahlussunnah wal Jama'ah sebagai Manhajul Fikr (Metode berfikir) dan sebagai Manhajul Harokah (Metode bergerak) Memahami kerangka berfikir Ahlussunnah wal Jama'ah yang dinukil dari perjalanan para Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Memahami dan mengimplementasikan metode berfikir Ahlussunnah wal Jama'ah dalam berdakwah dan menyikapi persoalan Geo-Ekosospol عن عبد ال...