Mengutip apa yang disampaikan oleh Gus Ahmad Hadidul Fahmi, Lc menyampaikan bahwa Ilmu itu ada 3 jengkal
- Jengkal pertama merasa sombong
- Jengkal kedua merasa tawadhu
- Jengkal ketiga merasa tidak tahu apa-apa/bodoh
Syeh abdul wahab asy-Sya'roni dalam kitabnya lawaqihul anwar al-qudsiyyah menyebut bahwa orang yang sanggup melewati tahap takabur dan merasa tidak tahu apa-apa maka tingkatanya wali. Sikap takabur walaupun dalam hati akan menghapus amal kebaikan yang sudah kita lakukan bahkan pernah diriwayatkan, Imam Syafi'i pernah dalam hati merasa dirinya paling pandai di kota yang ia tinggali dan setelah itu ketika mengimami Shalat Ashar beliau lupa membaca surat Al-fatikhah, Maghrib juga demikian sampai diingatkan oleh ma'mumnya dan isya juga. Setelah itu beliau malu sendiri sebagai ahli ilmu sampai lupa baca surat Al-fatikhah sampai 3 kali. Setelah itu beliau tidur dan bermimpi ditemui oleh ke-empat sahabat Abu bakar, Umar, Utsman dan Ali dan berkata bahwa Nabi tidak mau bertemu dengannya. Kalau ingin bertemu dengan nabi carilah orang yang paling hina dikota tersebut dan cium tangannya.
Ternyata pencarian Orang paling hina tidaklah mudah karena hina itu perspektif, bahkan selama 3 tahun Imam Syafi'i baru bertemu dengan orang yang disepakati oleh masyarakat bahwa dia orang hina. Ternyata orang tersebut ditanganya kena penyakit kulit (koreng) dan Imam Syafi'i mencium tangannya. Malam harinya Imam Syafi'i bermimpi bertemu rasulullah SAW dan beliau tersenyum kepada Imam Syafi'i.
Diperkuat di lain waktu Gus KH. Dzakiyul Fuad Hisyam dalam sebuah pengajian beliau menukil dari kitab Risalatul Mu'awanah IV bahwa ketika seseorang dalam hatinya merasa mempunyai kelebihan maka amal dan kebaikan yang sudah dilakukan akan hilang semua termasuk shalat, puasa, dan amal ibadah lainya.
"Sebaik-baik manusia adalah yang berilmu dan mampu menjaga ilmunya"
Astaghfirullah hal adzim... Mugi kito kegolong dados tiang ingkang saged ngrekso manah sahinggo mboten dados tiang ingkang rugi dunyo rugi akhirat... Aamiin
Ditulis oleh: Solikhan, Ansor Ranting Sawangan
Catatan singkat tapi maknanya mendalam
BalasHapus