Akhir-akhir ini Gerakan Anti Wuwuran menjadi tranding topik yang hangat ditengah-tengah hawa dingin khususnya di Kabupaten Kebumen. Terlepas dari pro dan kontra masyarakat akan wacana itu, yang pasti Gerakan Aliansi Anti Muwur Kebumen (AMAK) sudah menunjukkan eksistensinya dalam pilkades serentak di Kabupaten Kebumen. Namun, ada beberapa catatan dan cuitan yang perlu di perhatikan.
Sebelum kita membahas pro dan kontranya kita harus garis bawahi dulu apa itu Anti Wuwuran, mengutip KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata Anti berarti bentuk terikat menentang atau melawan. Sedangkan Wuwuran adalah bahasa Jawa dalam konteks ini berarti tradisi suap yang lazim dilakukan di Era Demokrasi untuk mempengaruhi orang agar memilih ataupun tidak memilih seseorang dalam panggung politik. Secara sederhana Anti Wuwuran adalah menentang atau melawan adanya suap baik berupa uang ataupun barang.
Dalam perjuangan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama kesamaan persepsi. Menjadi penting menyatukan persepsi agar masyarakat dapat menerima gagasan Anti Wuwur ini. Selain itu pendidikan politik hendaknya sudah dilakukan jauh-jauh hari agar gerakan ini maksimal. Mengutip yang disampaikan Tan Malaka dalam Buku Aksi Massa "Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan masyarakat. Atau dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam".
Menurut hemat penulis bahwa gagasan Anti Wuwur butuh waktu yang panjang dan gerakan yang masif sehingga masyarakat sadar dan menentang adanya Wuwuran. Propaganda gagasan anti wuwur juga perlu di lakukan secara masif. Propaganda yang dimaksud Menurut Prof. Onong Uchyna Efendi adalah komunikasi yang dilakukan secara berencana, sistematis dan berulang-ulang untuk mempengaruhi seseorang, khalayak atau bangsa agar melaksanakan kegiatan tertentu dengan kesadaran sendiri tanpa paksa atau dipaksa.
Sedangkan menurut Barnays Modern propaganda is a consistent, enduring effart to create or shape event to influence the relations of the public to an enterprise idea or group. (Propaganda modern adalah suatu usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk peristiwa-peristiwa guna mempengaruhi hubungan publik terhadap suatu penguasa atau kelompok).
Gerakan anti wuwur atau lazimnya anti money politik dapat dilakukan oleh relawan masyarakat yang sadar. Sadar bahwa money politik dapat menjadi rusaknya Demokrasi. Lalu muncul pertanyaan hal apakah yang bisa dilakukan oleh masyarakat? Hal paling sederhana adalah segera melaporkan apabila menjumpai politik uang atau wuwuran, bisa ke Bawaslu atau ke pihak yang berwenang. Paling penting adalah kesadaran untuk tidak menerima wuwuran atau money politik.
Menurut hemat penulis bahwa gerakan atau Gebrakan Anti Wuwur ini bukan berarti sebatas deklarasi, orasi ataupun penandatanganan komitmen. Lebih daripada itu penyadaran terhadap masyarakat baik individu maupun kelompok harus dilakukan secara masif. Jangan hanya gerakan abrag ubrug saja.
Bagi pihak-pihak yang berkepentingan lebih baik memantaskan diri untuk dipilih, daripada buang-buang uang untuk menyogok masyarakat. Hal lain bisa dilakukan pembentukan tim, tradisi oyog (ind: membuka rumah) atau bahasa kerenya open house menjadi hal penting dilakukan oleh calon yang berkepentingan. Selain itu tradisi meminta do'a restu kepada masyarakat dengan mendatangi satu persatu penting dilakukan karena berbicara empat mata akan lebih mudah untuk menyampaikan maksud termasuk gagasan Anti Wuwur. Modal Sosial juga menjadi faktor pendukung kesuksesan walaupun bukan penentu. Modal Sosial yang di maksudkan adalah kiprah sosok calon di lingkunganya.
Sedangkan "Ndaru" yang dimaksud diatas menurut keyakinan adalah semacam isyarat dalam bentuk cahaya yang turun di atas rumah calon yang akan jadi atau menang, biasanya pada malam hari sebelum pencoblosan. Bagaimanapun mitologi jawa masih kental, terlepas dari percaya ataupun tidak.
Gerakan Anti Wuwur bukan sekedar berpangku tangan dengan mengandalkan gagasan idealisme saja. Namun, proses-prosesnya perlu dilakukan
Salam Anti Wuwur
1 Juli 2019
Pojok Saung Eksklusif sambil menikmati kopi pagi
Komentar
Posting Komentar